Share |





Pengrajin Kompor Minyak Tanah Gulung Tikar

Penulis : Toshi Wicaksono
Minggu, 28 Maret 2010 15:22

WIBTEMANGGUNG--MI: Program konversi minyak tanah (mitan) ke gas elpiji ternyata amat merugikan industri kecil di Temanggung, Jawa Tengah, terutama pengrajin kompor mitan.

Hal ini karena masyarakat sudah tidak lagi membeli kompor mitan. Sebab mereka telah beralih menggunakan kompor gas. Apalagi harga mitan saat ini sangat tinggi, mencapai Rp8.000 per liter setelah subsidi bahan bakar ini dilepas pemerintah.

Sabilan,62, seorang pengrajin kompor mitan di kolong Jembatan Sungai Galeh Parakan Temanggung mengaku, terus merugi sejak pelaksanaan program konversi. Karenanya, usaha yang telah dilakoninya sejak tahun 1974 ini pun bangkrut.

"Sekarang saya sudah tidak lagi membuat kompor minyak tanah karena tidak laku lagi. Jadi usaha ini ditutup," tuturnya, Minggu (28/3).

Sabilan mengakui, kenyataan ini terasa pahit buatnya. Ia merasa kebijakan pemerintah tak adil bagi pengusaha kecil sepertinya. Yang bisa dilakukannya saat ini hanya mengenang puncak kejayaannya dahulu ketika kompor mitan masih diminati masyarakat.

"Ketika itu pesanan membuat kompor minyak datang dari berbagai daerah di Jateng. Jumlahnya mencapai ratusan unit setiap bulannya. Jadi penghasilannya lumayan banyak karena harga kompor bisa mencapai Rp30 ribu hingga Rp60 ribu per unit," katanya.

Agar tidak menganggur, Sabilan kini beralih usaha kecil membuat perkakas tradisional, seperti ayakan, dan solet. Sayangnya, usaha itu kurang maju. Sehingga ia kerap gigit jari lantaran produknya tidak laku.

Pengrajin kompor mitan lainnya, Sardi, 40, mengalami hal serupa. Usahanya pun bangkrut sejak diberlakukan konversi mitan ke gas elpiji pertengahan tahun 2009 lalu. Kini ia jua menganggur. (TS/OL-7)

Sumber http://www.mediaindonesia.com/read/2010/03/28/132307/124/101/Pengrajin-Kompor-Minyak-Tanah-Gulung-Tikar

Iklan. Iklan Baris Koran Via SMS

Labels: , , , , , , , , ,